sejarah perkembangan sidomuncul.
Di tengah persaingan
sektor Industri jamu yang semakin ketat, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido
Muncul Tbk telah berhasil memiliki market share tertinggi dan reputasi yang
baik sebagai industri jamu terbesar di Indonesia. Keberhasilan yang telah
dicapai saat ini tentunya tidak terlepas dari peran dan pelaku pendiri industri
ini.
Perusahaan yang kini
sudah berhasil Go Public masuk Bursa Efek Indonesia itu dilalui melalui
perjalanan yang cukup panjang. Berawal dari keinginan pasangan suami istri Siem
Thiam Hie yang lahir pada tanggal 28 Januari 1897 dan wafat 12 April 1976
bersama istrinya Ibu Rakhmat Sulistio yang terlahir pada tanggal 13 Agustus
1897 dengan nama Go Djing Nio dan wafat 14 Februari 1983, memulai usaha
pertamanya dengan membuka usaha Melkrey, yaitu usaha pemerahan susu yang besar
di Ambarawa.
Pada tahun 1928,
terjadi perang Malese yang melanda dunia. Akibat perang ini, usaha Melkrey yang
mereka rintis terpaksa gulung tikar dan mengharuskan mereka pindah ke Solo,
pada 1930. Tanpa menyerah, pasangan ini kemudian memulai usaha toko roti dengan
nama Roti Muncul. Lima tahun kemudian, berbekal kemahiran Ibu Rakhmat Sulistio
(Go Djing Nio) dalam mengolah jamu dan rempah-rempah, pasangan ini memutuskan
untuk membuka usaha jamu di Yogyakarta.
Tahun 1941, mereka
memformulasikan Jamu Tolak Angin yang saat itu menggunakan nama Jamu Tujuh
Angin. Ketika perang kolonial Belanda yang kedua di tahun 1949, mereka
mengungsi ke Semarang dan mendirikan usaha jamu dengan nama Sido Muncul, yang
artinya “ impian yang terwujud”. Di Jalan Mlaten Trenggulun No. 104 itulah,
usaha jamu rumahan dimulai dengan di bantu oleh tiga orang karyawan.
Banyaknya permintaan
terhadap kemasan jamu yang lebih praktis, mendorong beliau memproduksi jamu
Tolak Angin dalam bentuk serbuk. Produk ini mendapat tempat di hati masyarakat
sekitar dan permintaannya pun terus meningkat.
Pada tahun 1970,
dibentuk persekutuan komanditer dengan nama CV Industri Jamu & Farmasi Sido
Muncul. Kemudian pada 1975, bentuk usaha industri jamu pun berubah menjadi Perseroan
Terbatas dengan nama PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, dimana seluruh
usaha dan aset dari CV Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul digabungkan, dan
dilanjutkan oleh perseroan terbatas ini.
Dalam perkembangannya,
pabrik yang terletak di Jl.Mlaten Trenggulun ternyata tidak mampu lagi memenuhi
kapasitas produksi yang semakin besar. Oleh sebab permintaan pasar yang semakin
tinggi , membuat generasi kedua dari pendiri PT Sido Muncul Desy Sulistio,
memutuskan untuk memindahkan pabrik ke Lingkungan Industri Kecil di Jalan
Kaligawe Semarang pada tahun 1984.
Kemudian dimulailah
pembangunan pabrik yang dilengkapi dengan fasilitas modern, hingga dapat
berkembang pesat seperti saat ini, dan menjadi pelopor perusahaan jamu dengan
standar farmasi.
Demi mengantisipasi
kemajuan masa mendatang, Sido Muncul merasa perlu untuk membangun pabrik yang
lebih besar dan modern, maka pada tahun 1997 diadakan peletakan batu pertama
pembangunan pabrik baru di Klepu, Ungaran, oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X dan
disaksikan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan saat itu.
Pabrik baru yang
berlokasi di Klepu, kecamatan Bergas, Ungaran dengan luas sekitar 30 hektar
tersebut diresmikan oleh Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik
Indonesia, pada 11 November 2000. Saat peresmian pabrik, Sido Muncul menerima
dua sertifikat sekaligus, yaitu Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik
(CPOTB) dan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) setara dengan farmasi.
Sertifikat inilah yang menjadikan Sido Muncul sebagai satu-satunya pabrik jamu
berstandar farmasi. Lokasi pabrik sendiri terdiri dari bangunan pabrik seluas
sekitar 8 hektar dan sisanya menjadi kawasan pendukung lingkungan pabrik.
Sebagai perusahaan
yang telah berdiri sejak 1951, Sido Muncul yang kini merupakan perusahaan
herbal bertaraf modern senantiasa berupaya untuk memberikan produk-produk yang
baik dan menyehatkan bagi seluruh konsumennya, dan dengan demikian memberikan
nilai positif bagi masyarakat.
Seiring waktu berjalan
Sido Muncul mulai mengembangkan bisnisnya yang awalnya hanya berkonsentrasi di
bidang jamu (herbal), maka pada tahun 2004 Sido Muncul membuat divisi baru
yaitu “Divisi Food”.
Produk pertama yang
dibuat adalah minuman energi “Kuku Bima Energi” dengan rasa original. Kemudian
produk berikutnya adalah permen yaitu Permen Tolak Angin, Permen Jahe Wangi dan
Permen Kunyit Asam. Disusul dengan minuman kesehatan seperti Sido Muncul
VitaminC-1000, Kuku Bima Kopi Ginseng, Kopi Jahe Sido Muncul. Susu Jahe, Alang
Sari Plus, Colla Mill. Untuk minuman energi “Kuku Bima Energi” Sido Muncul
mengeluarkan beberapa varian rasa yaitu rasa Anggur, Jambu, Jeruk, Nanas, Kopi,
Mangga, Susu Soda serta Kuku Bima Energi Plus Vitamin C.
Produk-produk yang
telah di produksi sampai saat ini oleh Sido Muncul ada lebih dari 250 jenis
produk dengan produk unggulan Tolak Angin, Kuku Bima Energi, Alang Sari Plus,
Kopi Jahe Sido Muncul, Kuku Bima Kopi Ginseng, Susu Jahe, Jamu Komplit dan
Kunyit Asam .
Kini, produk-produk
Sido Muncul telah berhasil di ekspor ke beberapa negara Asia Tenggara
(Malaysia, Singapore, Brunei dll), Australia, Korea, Nigeria, Algeria, Hong
Kong, USA, Saudi Arabia, Mongolia dan Rusia. Saat ini perseroan juga tengah
melakukan penjajagan dengan distributor dan perusahaan asal Thailand, Vietnam
dan Jepang.
Tepat tanggal 18
November 2013, Sido Muncul yang memiliki 109 distributor di seluruh Indonesia
kembali melakukan perubahan. Perusahaan keluarga ini memilih naik kelas menjadi
perusahaan terbuka dengan tujuan agar perusahaan ini langgeng dan dipercaya
oleh masyarakat. Saat ini PT. Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk. telah menjadi
Pabrik Jamu terbesar di Indonesia dan masih akan terus berkembang dan kini
tercatat dengan Kode saham dari Perseroan SIDO di Bursa Efek Indonesia.